Selasa, 20 Maret 2012

PENGANGGURAN


Bab 1 Pendahuluan
seperti yang kita sudah ketahui saat ini pengangguran merupakan salah satu permasalahan di indonesia yang cukup pelik.terutama saat pemerintah tidak memperhatikan secara tegas tentang masalah ini.padahal pengangguran menyebabkan munculnya dampak negatif yang cukup besar,seperti timbulnya kemiskinan dan bahkan meningkatnya tindak kriminal.dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai definisi pengangguran,sebab timbulnya pengangguran,dan solusi yang harus dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk mengatasi pengangguran dan dampak negatif yang timbul karenanya.tujuan saya dalam memilih judul ini sebagai karya tulis saya adalah agar karya ini dapat memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai pengangguran dan memberikan gambaran agar tidak menjadi salah satunya.

Bab 2 Teori

pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak .Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Besar kecilnya angka pengangguran sangat tergantung dari definisi atau pengklasifikasian pengangguran.setidak-tidaknya ada dua dasar utama klasifikasi pengangguran,yaitu pendekatan angkatan kerja (labour force approach) dan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach)

Pendekatan angkatan kerja (labour force approach)
Pendekatan ini di perkenalkan pertama kali oleh ILO (international labour organization) yang di gunakan oleh banyak negara berkembang,pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai tenaga kerja yang tidak bekerja.

Pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach)
Dalam pendekatan ini tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok,yakni :
a)      Menganggur (unemployed)
Yaitu, mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.kelompok ini sering di sebut juga pengangguran terbuka (open unemployement).berdasarkan definisi ini,tingkat pengangguran di indonesia relatif rendah,yaitu 3%-5% per tahun.
b)      Setengah menganggur (underemployed)
Yaitu, mereka yang bekerja,tetapi belum di manfaatkan secara penuh.artinya jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam.berdasarkan definisi ini tingkat pengangguran di indonesia relatif tinggi,karena angkanya berkisar 35% per tahun.
c)       Bekerja penuh (employed)
Yaitu, orang-orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam perminggu.

Namun Perlu ke hati-hatian dalam mengartikan angka pengangguran di negara berkembang seperti indonesia,karena batasan orang yang bekerja dan tidak bekerja kurang jelas karena setiap orang dapat melakukan segala kegiatan yang mendatangkan imbalan sehingga dapat di sebut bekerja.

Jenis – jenis pengangguran
a)      Pengangguran friksional
Pengangguran jenis ini bersifat sementara dan terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan lowongan kerja.kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu,informasi,ataupun karenaa kondisi geografis/jarak antara pencari kerja dan lowongan pekerjaan.
b)      Pengangguran struktural
Pengangguran struktural bersifat mendasar.pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang di butuhkan dalam lowongan pekerjaan yang tersedia.dan hal ini terjadi dalam perkembangan perekonomian yang makin pesat.
c)       Pengangguran siklis
Pengangguran siklis atau pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang di akibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian.
d)      Pengangguran misiman
Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek,dan terutama sering terjadi di sektor pertanian.

Biaya sosial terhadap pengangguran
Sama hal nya dengan inflasi,pengangguran juga akan menimbulkan dampak negatif jika sifat pengangguran sudah sangat struktural atau kronis.
1)      Terganggunnya stabilitas perekonomian
Pengangguran struktural atau kronis akan mengganggu stabilitas perekonomian dilihat dari sisi permintaan dan penawaran agregat :
·         Melemahnya permintaan agregat
Jika tingkat pengangguran tinggi dan bersifat struktural,maka daya beli akan menurun,yang pada gilirannya menimbulkan penurunan permintaan agregat.
·         Melemahnya penawaran agregat
Tingginya penawaran akan menurunkan penawaran agregat,bila dilihat dari peranan tenaga kerja sebagai faktor produksi utama.makin sedikit tenaga kerja yang di gunakan,makin kecil penawaran agregat.
Melemahnya permintaan dan penawaran agregat jelas akan mengancam stabilitas perekonomian.hal ini telah berkali-kali terbukti dalam sejarah perekonomian dunia.misalnya depresi besar (1929-1933),oleh para ekonom di tafsirkan di sebab kan oleh melemahnya permintaan agregat.
2)      Terganggunya stabilitas sosial politik
Dampak sosial dari pengangguran sudah jauh lebih besar dari massa-massa sebelumnya.pengangguran yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas,baik berupa kejahatan,pencurian,perampokan,dan kegiatan ekonomi ilegal.biaya ekonomi yang di keluarkan untk mengatasi masalah-masalah sosial ini sudah sangat besar dan sudah di ukur dari tingkat efisiensi dan evektivitasnya.

Bab 3 Pembahasan

Tingginya tingkat pengangguran bisa jadi di sebabkan ketidak berhasilan sektor industri di kota yang paling dipandang potensial dalam penyerapan tenaga kerja.hal ini karena pola investasi padat modal akan sangat berpengaruh terhadap timbulnya penganguran di kota.sebagian dari program pembangunan di daerah kota,khususnya usaha2 swasta lebih dititik beratkan pada program investasi padat modal.investasi padat modal cenderung menggunakan teknologi tinggi.perkembangan teknologi yang semakin tinggi berarti syarat untuk melakukan pekerjaan dengan teknologi tinggi pendidikannya pun harus tinggi pula.hal ini dapat menimbulkan kehadiran tenaga kerja asing.sementara itu sektor industri padat modal menyebabkan tidak mempunyai penyerapan tidak mempunyai tenaga kerja yang berpendidikan rendah.
Menurut Mark Blang (1984),pendidikan meningkatkan aspirasi orang yang terdidik sehingga mereka tidak mungkin lagi terpuaskan.demikian pula studi yang dilakukan oleh Remi Clignet (1980) di afrika menunjukkan bahwa semakin terdidiknya seseorang,semakin besar harapannya pada jenis pekerjaan yang aman.pekerja terdidik lebih suka bekerja pada perusahaan besar daripada membuka usaha sendiri.studi Clignet ini dapat di gunakan untuk mengetahui gejala meningkatnya pengangguran terdidik di Indonesia.gejala itu di sebabkan oleh adanya keinginan memilih pekerjaan yang aman dari resiko.dengan demikian mereka lebih suka menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.mereka yang terdidik cenderung memilih pekerjaan di sektor formal.
Mungkin sekali orang-orang yang mempunyai tingka pendidikan yang lebih tinggi akan lebih lama menganggur sambil mencari pekerjaan dibandingkan dengan orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.ada dua alasan yang membenarkan hal ini.yaitu :
1)      Orang yang lebih terdidik menghadapi kemungkinan tawaran upah yang lebih luas,sehingga keuntungan yang mungkin diperoleh dengan masa pencarian yang lebih lama akan lebih besar.
2)      Kaitan empiris antara pendapatan keluarga dan status ekonomi serta pendidikan memungkinkan orang berpendidikan dapat membiayai kebutuhan-kebutuhan pokok selama pencarian yang agak panjang.


Bab 4 Sumber

·         Ekonomi Pembangunan (Hadi Prayitno-Budi Santosa)
·         Teori Ekonomi Makro (Prathama Rahardja-Mandala Manurung)
·         Ekonomi Orde Baru (Anne Booth-Peter Mc.Cawley)
·         www.Wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar